Thursday, October 31, 2013

HIV dan antara Ketidak-tahuan dan Ketakutanmu?

Siang itu saya mendapatkan LED Blackberry saya berkedip. Saya meyakini sebuah notifikasi baru masuk, tepat saya menemukan kenalan saya menanyakan beberapa hal seputaran HIV/AIDS, bukan tanpa alasan dia bertanya tapi hal itu dikarenakan ketakutannya dan dalam kondisi yang terdesak. Bagaimana saya bisa tahu, jelas karena kalimat pembuka perbincangan kami.
 
"Sepupu aku kena HIV/AIDS"

Dia ketakutan dan dengan tenang saya menjawab "Sepupu dimananya" maksud hati untuk mengondisikan suasana perbincangan agar lebih terarah.

"Sepupuku yang dibanjarmasin, dia lulus D1 dari bekasi dan ditempatkan di Jakarta tapi pindah-pindah, sudah ODHA timbul ruam-ruam dimulut."

Simpel tapi bukan meremehkan saya melempar pertanyaan "Gak minum ARV apa bang?"

"Itu obat bisa menyembuhkan kah?, udah komplikasi dia sampe Hepatitis typus katanya, banyak lagi pokoknya komplikasi." jawabnya membobardir layar smartphoneku.

"CD4nya gimana emang?" saya masih mencoba menelisik lebih dalam. Ingin tahu, maklum baru pertama kalinya saya mendapatkan hal ini langsung.

"CD4 itu apa?" Tanyanya lagi

"CD4 itu salah satu sel darah putih, kalau gak salah jumlahnya harus >350"

"350 juta?"

........

Perbincangan dengan media ketik mengetik itu berakhir dan sesaat setelahnya telpon genggam saya itu berdering kencang, berulang kali. Nomor yang tak saya kenal. Ternyata kenalan saya itu, sengaja ia lakukan untuk menuntaskan dahaga ketidak tahuannya pada HIV/AIDS. Perbincangan kami cukup lama hingga suatu kata muncul darinya.

"Aku jujur aja ya sama kamu, aku ini bisex"

Kata-kata itu sedikit membuat mataku terbuka lebih lebar dari biasanya. Baiklah, saya membiasakan diri. Pekerjaan saya dulu tentu membuat saya biasa dan tidak tabu dengan hal-hal seperti ini, mereka juga manusia. Sempurna seperti kita punya akal dan perasaan. Buat apa dikucilkan. Saya terima kembali beberapa pertanyaan yang dia lontarkan terus menerus kali ini lebih ke dirinya secara personal, ketakutan akan tertular HIV. Hingga sampai saya menyanggahnya dan berkata.

"Pernah ikut tes HIV gak bang?"

"Gak pernah sih tapi aku sering donor darah dan gak pernah dipanggil kalau aku positif. Amit-amit naudzubilah bin dzalik dah." begitu katanya.

"Terakhir kali donor kapan bang?."

"Aku rutin 6 bulan sekali."

"Nah, HIV itu virusnya kadang 3 bulan cek gak kedeteksi tapi udah bisa menularkan, kan tes HIV per 3 bulan bang. Tapi bagus dah kalau gak positif, dipertahankan bang. Tapi pakai kondom kan."

"Iya..."

"Eh maaf bang, tapi 6 bulan atau 3 bulan terakhir pernah having sex gak?" tanyaku dengan sedikit halus.

"Jangankan 3 bulan, terakhir kayaknya sebulan yang lalu, aku sih lebih wild man, wild and free, tapi pakai kondom kok, aku bersiko juga kan ya artinya."

"Ya iyalah bang, makanya baiknya tetap cek darah deh."

"Terus aku suka ramai-ramai man sama cewe dan sama cowo juga, suka juga oral sex, bisa nular gak sih tuh, gimana sih nularnya, aku takut juga jadinya setelah dengar sepupuku itu kena HIV/AIDS man?"

"Oke, jadi begini bang........."

Penjelasanku panjang lebar seiring pertanyaannya yang terus terlontar. Intinya dari tiap pertanyaannya berisi ketidak tahuan dan ketakutan. Terutama pada bagian bagaimana virus HIV itu menular. Mungkin juga begitu pada beberapa orang, HIV selalu menjadi momok, tapi selalu juga sulit untuk mencari tahu tentangnya, kita terlalu takut untuk tahu. Padahal banyak hal yang perlu kita ketahui dari penyakit ini. Mau lari kemanapun, penyakit ini tetap ada dan tidak bisa dipandang sebelah mata apalagi diabaikan. Selalu ADA.

Saya akan mencoba menjelaskan bagaimana virus itu menular, mungkin semua sudah pada tahu HIV menular dari hubungan seks, air susu ibu dan darah. Tapi bagimana dengan oral sex, makan bersama atau bersalaman. Kita selalu tidak mau tahu hingga semua disama ratakan dan membuat kita menghadirkan kondisi yang menyeramkan bagi para ODHA yang butuh pelukan dan senyuman, ketidak tahuan kita membuat kita mendiskriminasi merekan.

Virus itu memang mudah menular, tapi jangan keburu takut dan menyamaratakan semua hal diatas adalah media penularannya. Ada syarat terjadinya penularan HIV itu sendiri biasa disebut ESSE. ESSE itu merupakan prinsip utama terjadinya penularan HIV dari orang satu kelainnya, entah bagaimanapun caranya.

ESSE ini adalah kepanjangan dari Exit, Survive, Sufficient dan Enter. Dalam bahasa indonesia bisa diartikan: Jalan keluar virus, Virus yang hidup, Kandungan VIrus yang cukup untuk menginkubasi serta adanya jalur masuk virus ke tubuh seseorang. HIV hanya bisa menular jika empat prinsip ini dipenuhi semua dan tidak bisa menular jika hanya salah satu atau sebagian prinsip terpenuhi.

E= Exit, ini maksudnya ada jalan keluar bagi cairan tubuh yang mengandung HIV yang ada dalam tubuh seseorang keluar tubuh. Hal semacam ini misalnya jika terjadi luka atau keluarnya cairan tubuh yang mengandung HIV seperti ketika seseorang melakukan hubungan seksual. Bagi penularan melalui jarum suntik bisa diartikan karena ada darah yang tersisa di dalam jarum bekas dan kemudian masuk kedalam tubuh seseorang.

S= Survive, ini maksudnya dari cairan tubuh yang keluar ini harus mengandung virus yang tetap bertahan hidup. HIV bila berada di luar tubuh inangnya (manusia) dia tidak akan bertahan hidup lama. Ini misalnya ketika cairan tubuh keluar di saat berenang atau berada dalam udara bebas lainnya. Prinsip Survive ini juga tidak terpenuhi bila diberitakan HIV dimasukkan dalam minuman soda atau makanan sebab asam lambung yang pekat akan membuat HIV ini tidak bertahan hidup.

S= Sufficient, ini maksudnya kandungan HIV dalam cairan tubuh yang keluar dari orang yang terifeksi HIV harus ada dalam kandungan yang cukup. Jika jumlahnya sedikit, HIV tidak akan bisa menginkubasi tubuh manusia lainnya. Ini mengapa cairan keringan dan saliva (ludah) tidak bisa menularkan HIV.

E= Enter, Adanya jalur masuk di tubuh manusia yang memungkinkan kontak dengan cairan tubuh yang mengandung HIV. Ini mengapa penggunaan kondom serta pelicin kemudian penting sebab akan meminimalisir terjadinya perlukaan ketika terjadi kontak hubungan seksual.

Demikianlah prinsip penularan HIV, jadi banyak hal yang ternyata tidak perlu kita takutkan namun seperti menjadi setan yang berputar-putar dipikiran kita. Pesan saya jangan terlalu berpikir macam-macam tentang ODHA dan HIV, rangkul mereka dan kalau ngerasa gak bisa STOP FREE SEX harus coba SAFE SEX, pakai kondom dan rutin tes darah.

2 comments:

Silahkan Berkomentar.
Mari kita bertukar Link.
Kunjungi http://5setia.blogspot.com/2007/07/temen-kuw.html untuk LINK EXCHANGE